Selamat Datang Di Blog Mukminatun, Saran dan Kritik Sangat saya nantikan demi kemajuan Blog Ini

Sabtu, 12 Januari 2013

Stasiun Kenangan
Oleh: Mukminatun
Waktu tepat menunjukan pukul 07.00 negitupun dengan Rina tepat sampai di stasiun. Dia  langsung buru-buru menuju loket karcis pramek solo-jogja. Namun setibanya disana loket masih tertutup dan terpapang dengan jelas loket buka pikul 8.00. Itu membuatnuya males karena dia berangkat terlalu cepat dan harus menunggu lama. Dia pun duduk dia pan loket sambil melihat sekelilingnya, setelah itu matanya tertuju pada suatu objek yang berada tepat didepannya, didepan nya berdiri sesesok pria berparas tampan berambut hitam, cepak, berkulit putih bersih, berumur sekitar 20 tahun dan tingginya sekitar 180 cm.  

Setelah beberapa waktu memperhatikannya, pria  itu memalingkan wajahnya dan menatap rina. Pria itu tersenyum kecil yang membuatnya terkilat sangat tampan. Senyuman itu mendebarkan hati rina, dan membuatnya melayang.  Tatapan pria itu pun tiba-tiba terhenti karena loketnya sudah buka, dia yang berada di antrian depan langsung membeli tiket dibelinya dua buah tiket dan kemudian dia berdiri disamping loket.


Ketika rina sudah berada di urutan kedua tiba-tiba pria itu menghampirinya. “nie tiketnya gak usah beli ya”, dia berbicaraliri dan tersenyum mans kepada rina. Setelah menerimanya rina pun bingung, terkejut dan membuatnya bertanya-tanya. Namun sebelum sempat mengucapkan terimakasih pria itu pergi dan menghilang di keramaian.

Rina yang merasa bingung berjalan menuju pramek  yang akan menuju jogja. Sebelum masuk ke kereta dia menggerakan mata dan wajarnya ke keramaian yang ada disekelilingnya namun dia tak juga melihat pria itu. Kemudian dia masuk dan berangkat menuju Yogyakarta. Sesampai di Jogja dia yang merupakan mahasiswa PGSD itu melakukan rutinitas di kampus seperti biasa. Malam harinya dia tidak bisa tidur dan terus terbaynag-bayang pria itu.
“ dia adalah pria yang penuh Tanya, namun dia itu telah membuat hati ku berdebar-debar tak karuan semoga kelak kami bisa bertemu lagi”

Dua minggu kemudian dia pulang ke Solo, ketika hendak berangkat lagi ke jogja dia ingin naik pramek serta berharap dapat bertemu lagi dengan pria yang dua minngu lalu dia temui. Ketika hendak membeli karcis diloket di antrian terdepan nomor dia terlihat seseorang yang dia cari itu. Lagi-lagi pria itu menatanya penuh arti, dan dia kembali menyodorkan tiket ke Rina.
“nie tiketnya ambil aja gak usah beli lagi ya”, kata pria itu. Kali ini rina tidak membiarkan dia pergi lagi, saat pria itu akn pergi rina menarik tangannya, pria itu pun memalingkan wajarnya dan dia tersemum kecil.setelah melihat matanya, senyumnya membuat dia berdebar-debar.
“ Ada apa”?
“kenapa kamu membelikan saya tiket kita aja gak saling kenal?” Tanya rina penasaran.
“ gak apa-apa kok, ingin aja”, jawab dia dengan santai, kemudian dia menarik tangan rina dan berjalan masuk stasiun menuju pramek.
Kemudian mereka sampai dan naik pramek bersama-sama, kemudian mereka berkenalan, cwok itu bernama Doni. Dia kuliah sdi UNY dan merupakan kakak angkatan rina karena dia sudah semester 5.
Di sepanjang perjalanan mereka berbincang-bincang, dan bercanda-canda. setelah mereka berbicara banyak rina merasa sangat nyaman, dan nyambung dengan doni.
Setelah hampir sampai di stasiun Jogja, doni mengambil hp yang sedang di pegang rina, kemudian di menulis sebuah nomor dan memenggilnya kemudian mengembalikan hp itu ke rina.
“nomer q,” kata doni sambil keluar dari kereta. Kali ini sikap doni membuatnya terkejur  dan tsangat terheran-heran. Dodi selalu melakukan hal-hal diluar pikirnnya dan dia selalu membuat nya menjadi penasaran

Kemudian malam harinya, suara hp rina berbunyi, dilayar hp na terlihat ada nomor baru yang memanggilnya. Setelah telfon itu di angkat ternyata yang telfon adalah dani, sejak saat itu mereka sering tberhubungan dan kadang mereka bertemu dan semakin lama mereka semakin dekat.

Satu bulan kemudian saat akan pergi ke Jogja mereka bertemu di stasiun dan kemudian mereka naik pramek bersama-sama. Di tengah –tengah sauana keramaian di dalam kereta, tiba-tiba doni berdiri dan memegang tangan rina.
“Rin, stasiun lha awal kita bertemu dan disina juga aku ingin bilang aku sayang sama kamu, mau gak kamu jadi pacarku?”
Pernyataan doni itu membuatnya menjadi terkejut, wajahnya menjadi merah dan jantungnya berdebar-debar. Namun dalam hatinya sangat berbunga-bunga karena dia juga mencintainya.
Melihat kejadian itu pandanagan semua orang yang ada di gerbog itu tertuju pada mereaka
Dan ketika rina bilang “ya” semua orang bersorak dan tepuk tangan. Sejak itulah mereka berpacran dan stasiun merupakan tempat yang paling berharga bagi mereka.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar