Stasiun
Kenangan
Oleh: Mukminatun
Waktu
tepat menunjukan pukul 07.00 negitupun dengan Rina tepat sampai di stasiun. Dia
langsung buru-buru menuju loket karcis pramek
solo-jogja. Namun setibanya disana loket masih tertutup dan terpapang dengan
jelas loket buka pikul 8.00. Itu membuatnuya males karena dia berangkat terlalu
cepat dan harus menunggu lama. Dia pun duduk dia pan loket sambil melihat
sekelilingnya, setelah itu matanya tertuju pada suatu objek yang berada tepat
didepannya, didepan nya berdiri sesesok pria berparas tampan berambut hitam,
cepak, berkulit putih bersih, berumur sekitar 20 tahun dan tingginya sekitar
180 cm.
Setelah
beberapa waktu memperhatikannya, pria
itu memalingkan wajahnya dan menatap rina. Pria itu tersenyum kecil yang
membuatnya terkilat sangat tampan. Senyuman itu mendebarkan hati rina, dan
membuatnya melayang. Tatapan pria itu
pun tiba-tiba terhenti karena loketnya sudah buka, dia yang berada di antrian
depan langsung membeli tiket dibelinya dua buah tiket dan kemudian dia berdiri
disamping loket.
Ketika
rina sudah berada di urutan kedua tiba-tiba pria itu menghampirinya. “nie
tiketnya gak usah beli ya”, dia berbicaraliri dan tersenyum mans kepada rina. Setelah
menerimanya rina pun bingung, terkejut dan membuatnya bertanya-tanya. Namun
sebelum sempat mengucapkan terimakasih pria itu pergi dan menghilang di
keramaian.
Rina
yang merasa bingung berjalan menuju pramek
yang akan menuju jogja. Sebelum masuk ke kereta dia menggerakan mata dan
wajarnya ke keramaian yang ada disekelilingnya namun dia tak juga melihat pria
itu. Kemudian dia masuk dan berangkat menuju Yogyakarta. Sesampai di Jogja dia yang
merupakan mahasiswa PGSD itu melakukan rutinitas di kampus seperti biasa. Malam
harinya dia tidak bisa tidur dan terus terbaynag-bayang pria itu.
“
dia adalah pria yang penuh Tanya, namun dia itu telah membuat hati ku
berdebar-debar tak karuan semoga kelak kami bisa bertemu lagi”
Dua
minggu kemudian dia pulang ke Solo, ketika hendak berangkat lagi ke jogja dia
ingin naik pramek serta berharap dapat bertemu lagi dengan pria yang dua minngu
lalu dia temui. Ketika hendak membeli karcis diloket di antrian terdepan nomor
dia terlihat seseorang yang dia cari itu. Lagi-lagi pria itu menatanya penuh
arti, dan dia kembali menyodorkan tiket ke Rina.
“nie
tiketnya ambil aja gak usah beli lagi ya”, kata pria itu. Kali ini rina tidak
membiarkan dia pergi lagi, saat pria itu akn pergi rina menarik tangannya, pria
itu pun memalingkan wajarnya dan dia tersemum kecil.setelah melihat matanya,
senyumnya membuat dia berdebar-debar.
“
Ada apa”?
“kenapa
kamu membelikan saya tiket kita aja gak saling kenal?” Tanya rina penasaran.
“
gak apa-apa kok, ingin aja”, jawab dia dengan santai, kemudian dia menarik
tangan rina dan berjalan masuk stasiun menuju pramek.
Kemudian
mereka sampai dan naik pramek bersama-sama, kemudian mereka berkenalan, cwok
itu bernama Doni. Dia kuliah sdi UNY dan merupakan kakak angkatan rina karena
dia sudah semester 5.
Di
sepanjang perjalanan mereka berbincang-bincang, dan bercanda-canda. setelah
mereka berbicara banyak rina merasa sangat nyaman, dan nyambung dengan doni.
Setelah
hampir sampai di stasiun Jogja, doni mengambil hp yang sedang di pegang rina,
kemudian di menulis sebuah nomor dan memenggilnya kemudian mengembalikan hp itu
ke rina.
“nomer
q,” kata doni sambil keluar dari kereta. Kali ini sikap doni membuatnya
terkejur dan tsangat terheran-heran. Dodi
selalu melakukan hal-hal diluar pikirnnya dan dia selalu membuat nya menjadi
penasaran
Kemudian
malam harinya, suara hp rina berbunyi, dilayar hp na terlihat ada nomor baru
yang memanggilnya. Setelah telfon itu di angkat ternyata yang telfon adalah
dani, sejak saat itu mereka sering tberhubungan dan kadang mereka bertemu dan
semakin lama mereka semakin dekat.
Satu
bulan kemudian saat akan pergi ke Jogja mereka bertemu di stasiun dan kemudian
mereka naik pramek bersama-sama. Di tengah –tengah sauana keramaian di dalam
kereta, tiba-tiba doni berdiri dan memegang tangan rina.
“Rin,
stasiun lha awal kita bertemu dan disina juga aku ingin bilang aku sayang sama
kamu, mau gak kamu jadi pacarku?”
Pernyataan
doni itu membuatnya menjadi terkejut, wajahnya menjadi merah dan jantungnya
berdebar-debar. Namun dalam hatinya sangat berbunga-bunga karena dia juga
mencintainya.
Melihat
kejadian itu pandanagan semua orang yang ada di gerbog itu tertuju pada mereaka
Dan
ketika rina bilang “ya” semua orang bersorak dan tepuk tangan. Sejak itulah
mereka berpacran dan stasiun merupakan tempat yang paling berharga bagi mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar